Jakarta, Fireflycinema –
Ersya Aurelia, Annette Edoarda, Ryan Wijaya, dan Endy Arfian menceritakan pengalaman seru saat syuting film Dosen Ghaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu.
Pada proses syuting film yang akan tayang pada 15 Agustus mendatang ini, Ersya mendapatkan pengalaman yang baru, yaitu digantung menggunakan sling dalam sebuah adegan untuk perannya sebagai Amelia.
Hal yang dirasakan Erya itu bukan hanya terjadi dalam waktu yang singkat saja, namun cukup lama hingga diakui sang aktris tubuhnya menjadi pegal.
“Film ini memberikan pengalaman yang baru ketika syuting. Banyak banget adegan yang pakai sling dan kita harus diam lama kalau belum take supaya slingnya tetap aman. Lumayan pegal,” kata Ersya Aurelia.
IKUTIĀ QUIZ
Annette Edoard kemudian bercerita soal pengalaman serunya. Ia mengatakan harus berurusan dengan sling ketika menjalani adegan untuk perannya sebagai Maya.
Awalnya Annette mengaku tidak masalah harus menunggu pengambilan gambar dengan menggunakan sling, namun baru keesokan harinya ia merasakan pegal di tubuh.
“Aku ada adegan yang jatuh dari atas terus slingnya dipinggangkan. Nah itu aku ditahan tunggu take. Berkali-kali take nggak masalah, tapi besok paginya berasa encoknya,” cerita Annette Edoarda.
Rayn Wijaya yang berperan sebagai Emir juga merasakan dampak dari proses syuting film Dosen Ghaib ini. Setelah menjalankan syuting, ia merasa kalau pendidikan itu tidak baik dengan menggunakan kekerasan namun harus memikirkan emosi dan mental siswanya juga.
“Film ini memberikan pemikiran baru, bahwa pendidikan nggak harus menyiksa anak. Emosi dan kesehatan mental anak perlu diperhatikan,” beber Rayn Wijaya.
Bagi Endy Arfian, film Dosen Ghaib ini bukan hanya menampilkan horor semata namun juga nilai mengenai persahabatan yang tinggi.
“Persahabatan juga penting ditampilkan di film Dosen Ghaib. Kita kuliah nggak cuma mengejar nilai, tapi juga berproses bersama, sosialisasi dengan teman-teman,” cerita Endy.
Menjelang penayangan film Dosen Ghaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu, rumah produksi Dee Company menggelar Gala Premiere di Epicentrum Walk, Jakarta Selatan, Kamis, 8 Agustus 2024. Acara yang disambut antusias ini dihadiri Dheeraj Kalwani (CEO & Producer), Guntur Soeharjanto (Sutradara), Evelyn Afnilia (Penulis), dan para pemain.
Dheeraj Kalwani antusias memperkenalkan film yang diadaptasi dari cerita viral di sosial media tersebut.
“Banyak yang bertanya akan seperti apa filmnya? Waktunya kami persilakan penonton untuk menilai. Film ini bukan cuma teror, tapi membawa isu penting dalam pendidikan Indonesia,” ujarnya.
“UGM sudah dengan tegas menolak adanya dosen killer. Kami ingin menunjukkan dampaknya seperti apa jika pembelajaran tidak dilakukan dengan baik,” lanjut Dheeraj.
Guntur Soeharjanto juga sama antusiasnya. Ia ingin menyajikan cerita yang menarik untuk penonton.
“Senang akhirnya bisa merilis film ini. Cerita yang dikembangkan dari kisah viral punya tantangannya tersendiri. Semua unsur viral harus masuk, tapi cerita juga tidak boleh sembarangan harus nyambung,” katanya.
Gayung bersambut, Evelyn Afnilia menulis cerita yang bisa dirasakan oleh semua mahasiswa.
“Rasanya di setiap jenjang pendidikan ada ya guru galak, dosen killer. Dulu kan mikirnya itu proses pembelajaran, tapi dengan peningkatan kesadaran pentingnya kesehatan mental, semua berubah. Ini yang menjadi dasar saya mengembangkan cerita,” paparnya.
(yoa/kpr)