Langganan Film Horor, Bront Palarae Ternyata Aslinya Penakut

Jakarta, Fireflycinema –

Bront Palarae mulai dilirik dan mendapat perhatian usai membintangil remake film Pengabdi Setan yang digarap oleh Joko Anwar.

Setelah perannya menjadi ayah di film tersebut, aktor asal Malaysia itu mulai membintangi beberapa judul film horor lainnya.

Sebut saja film Harum Malam, Sumpahan Jerunei, dan karya terbarunya The Cursed Land yang merupakan film Thailand.

Meskipun sering berperan dalam film horor dan memiliki wajah yang sangar, Bront Palarae ternyata seorang penakut.

Saat ditemui usai premiere film The Cursed Land di Jakarta pada Jumat (4/10), pria kelahiran 27 September 1978 tersebut mengaku takut dengan hantu.

“Aku percaya dan takut hantu,” ungkap Bront Palarae saat berbincang dengan InsertLive.

Bahkan, Bront Palarae mengaku tidak pernah menonton hasil film horor yang ia bintangi karena merasa takut.

“Aku nggak nonton film horor, cuma main di film horor aja,” bebernya.

“Nggak (nonton). Penasaran tapi nggak suka (nonton),” sambungnya.

Bront Palarae menambahkan bahwa dirinya hanya pernah menonton satu film horor yaitu Pengabdi Setan 1980.

Itu pun karena dipaksa Joko Anwar kala dirinya menerima tawaran menjadi ayah di film remake Pengabdi Setan.

“Nonton Pengabdi Setan karena dipaksa Bang Joko Anwar,” imbuhnya sembari tertawa.

“Aku belum belum tahu film Pengabdi Setan itu se-ikonik itu. Nah setelah itu kamu harus nonton yang originalnya. Oh ini klasik ya wah gila,” katanya bercerita.

Meskipun penakut, Bront Palarae mengaku tidak pernah mengalami gangguan mistis selama berada di lokasi syuting.

Ia berharap agar nantinya tidak berurusan dengan makhluk gaib di proyek-proyek film horor selanjutnya.

“Tapi kalau lihat hantu beneran, nggak mau,” bebernya.

Saat ini, Bront Palarae hadir dengan karya terbarunya yang berjudul The Cursed Land. Film ini merupakan karya perdananya berkolaborasi dengan sutradara dan aktor dari Thailand.

The Cursed Land bercerita tentang kutukan masa lalu di sebuah rumah dan lahan yang pernah menjadi lokasi sengketa orang Siam dan orang Selatan.

(arm/fik)