Jakarta, Fireflycinema –
Tiga film karya anak bangsa dikupas tuntas dalam sesi talk show di gelaran Ekrafest 2024 dalam rangka memperingati Hari Ekonomi Kreatif Nasional (Hekrafnas) pada 24 Oktober.
Sesi pertama diawali dengan cerita seru pembuatan film Adagium karya sutradara Rizal Mantovani.
Ia menceritakan pengalamannya menjalankan proses syuting bersama TNI. Menurut penuturannya, film Adagium menceritakan tentang nasionalisme tiga orang pemuda, salah satu di antaranya memilih untuk menjadi TNI.
“Wah serunya ketika proses syuting itu, kami meminta bantuan dan pengawasan pihak TNI. Ini dibantunya sampai dari segi alat, lokasi, hingga teknis, apalagi kan senjata itu rumit ya,” ujar Rizal dalam sesi talk show pada Kamis (24/10).
Rizal Mantovani menambahkan, beberapa TNI juga ikut riset dan mendampingi saat proses syuting berlangsung. Rizal Mantovani mengaku merasa sangat dibantu untuk project film ini.
“Mereka sudah membantu dari proses riset. Jadi waktu bikin ceritanya kita banyak bertanya sama mereka, kita banyak nanya daripada mereka yang menjelaskan. Kalau waktu syuting udah nggak nanya lagi karena sudah saat riset. Lebih kepada pendampingan,” jelas Rizal Mantovani.
Sesi selanjutnya dibahas keseruan proses produksi dari Rumah produksi Anak Bangsa Pictures yang memproduksi film drama komedi berjudul Makelar Doa.
Berbeda dari film komedi pada umumnya, film ini mengangkat cerita masalah sosial yang terjadi di Indonesia.
“Drama komedi yang akan kita buat bukan komedi konyol. Tapi kita coba mengemas dengan sebuah cerita tentang masalah sosial yang ada di Indonesia dengan bumbu komedi yang menyegarkan,” kata Harry Pole selaku produser film Makelar Doa.
Film ini yang akan tayang di tahun 2025 ini juga merupakan buah dari kolaborasi Gekrafs yang dibintangi oleh Ferry Ardiansyah.
“Ini adalah film pertama Gekrafs yang bintang utamanya diperankan oleh Ferry Ardiansyah yang merupakan aktor sekaligus Ketua DPP Gekrafs bidang event, film komedi religi yang sarat akan makna kehidupan,” ujar Arifin, Assosiate Produser yang juga Wasekjend DPP Gekrafs.
Talk show film di Ekrafest 2024/ Foto: Arman Maulana Azis
|
Obrolan tentang film ditutup dengan membahas Tebusan Dosa, film ber-genre horor yang digarap sutradara Yosep Anggi Noen.
Film yang dibintangi Happy Salma dan Putri Marino itu adalah produksi bersama Palari Films, Legacy Pictures, dan Showbox yang mengangkat isu keluarga pra-sejahtera yang penuh tekanan sosial dan ekonomi.
“Film ini bercerita tentang seorang ibu yang kehilangan anaknya dalam kecelakaan tragis. Dia pun mencari sang anak dengan dibantu oleh siniar horor dan seorang peneliti dari Jepang. Mengeksplorasi tema kehilangan dan rahasia kelam, film ini juga membahas upaya rekonsiliasi seseorang dengan masa lalunya. Jadi bisa dibilang film ini kompleks banget,” cerita Yosep.
Dengan adanya Ekrafest 2024, diharapkan karya-karya dari para sineas semakin diapresiasi oleh masyarakat dan film-film Indonesia semakin mendapatkan tempat di hati para penonton di negara sendiri.
“Mudah-mudahan ini bisa menjadi tonggak bersejarah nasional serta menjadi legacy kita bersama para pelaku ekraf sekaligus lebarannya pelaku ekraf di Indonesia,” kata Kawendra Lukistian selaku ketua Umum DPP Gekrafs.
(arm/dia)