Film & Music

Film ‘Indonesia’s Silent Emergency’ Soroti Stunting di Masyarakat Pedesaan

×

Film ‘Indonesia’s Silent Emergency’ Soroti Stunting di Masyarakat Pedesaan

Sebarkan artikel ini



Jakarta, Fireflycinema

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting nasional Indonesia sebesar 21,5 persen turun sekitar 0,8 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal ini tentu menjadi keprihatinan bersama yang melatarbelakangi MD Entertainment Foundation bersama 1000 days Fund merilis film dokumenter pendek berjudul Indonesia’s Silent Emergency: Stunting in Rural Populations.

Film dokumenter ini menguak masalah stunting, krisis kesehatan yang penting namun jarang dibahas di Indonesia, terutama di daerah pedesaan.


Dokumenter ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan menginspirasi tindakan untuk melawan masalah besar ini yang sangat memengaruhi kehidupan dan masa depan jutaan anak Indonesia.

IKUTI QUIZ

“Tujuan aku bikin film dokumenter ini agar mereka bisa memahami stunting adalah sebuah isu penting. Film dokumenter ini bisa menjadi edukasi dan menginspirasi. Sebab itu, saya ingin membawa isu yang penting ini lewat film dan dapat menjangkau lebih banyak orang,” ujar Nayla Punjabi selaku produser saat ditemui kawasan MD Place, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (28/8).

Indonesia’s Silent Emergency memperlihatkan perjuangan sehari – hari keluarga di pedesaan yang rawan stunting dan dampak jangka panjang stunting dalam pertumbuhan anak.

Melalui kisah-kisah personal warga pedesaan di Pulau Komodo dan beberapa wilayah di NTT, wawancara dengan para ahli, dan cuplikan langsung di lapangan, film ini memberikan gambaran tentang faktor – faktor yang menyebabkan stunting di antaranya gizi ibu yang buruk, kebersihan yang tidak memadai, dan akses terbatas ke layanan kesehatan

Ternyata NTT dipilih sebagai lokasi dokumenter karena dalam data nasional memiliki prevalensi stunting tertinggi (37,8%). Hal itu juga tercatat saat Forum Nasional Stunting pada Desember 2022 yang disampaikan oleh Wamenkes Dante Saksono

“Jadi kami ini fokus terhadap posyandu dan bikin pelatihan para tenaga kesehatan yang ada di puskesmas. Karena fokus ke NTT itu prevelansi stunting sedang tinggi. Tidak banyak organisasi dan NGO yang berkerja disana, kebanyakkan hanya fokus di Pulau Jawa. Kami ingin berfokus pada layanan konseling dan pendampingan serta memberikan informasi,” kata Fund Zack Petersen selaku Co Founder 1000 days




Film Indonesia’s Silent Emergency: Stunting In Rural Populations/ Foto: Istimewa

Sebagai aktris Beby Tsabina merasa tertampar dengan film dokumenter ini. Apalagi ia baru saja menikah, hal ini bisa jadi persiapannya ketika nanti sudah memiliki anak

“Film tersebut memberikan pandangan baru tentang hal stunting. Pertama aku memang perempuan juga dan isu ini sangat penting untuk diketahui sebagai perempuan.

Sebagai anak muda harus peduli dengan isu ini dan kita harus paham soal ini setelah itu baru menyampaikan dilingkungan terdekat,” ungkap Beby Tsabina

Dokumenter ini juga menekankan pentingnya 1000 hari pertama pada pertumbuhan anak, jendela waktu yang sangat penting untuk perkembangan anak. Dokumenter ini akan tayang perdana di kanal YouTube MD Entertainment pada 3 September 2024.

(ikh/kpr)




Tonton juga video berikut:




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *