Jakarta, Fireflycinema –
Rumah produksi milik komedian Bayu Skak, Skak Studios baru saja mengumumkan dua film terbarunya yang akan diproduksi bersama dengan Sinemart PH. Kedua film dengan genre komedi tersebut berjudul FOuFO dan Expedisi.
FOuFO akan bercerita soal pendaratan UFO di Madura, sementara Expedisi akan berkisah soal perjuangan sebuah perusahaan event organizer (EO) yang bangkrut dan beralih meliput hal-hal yang tidak lazim.
Meski mendapatkan sambutan antusias dari penggemar film, promosi awal untuk kedua film ini menuai kritik tajam dari netizen. Pasalnya, poster awal yang digunakan untuk promosi diduga dibuat dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI).
“Mas, padahal anda di podcast-podcast ngomongin soal intellectual property (IP) loh, masa Skak Studios pakai AI? Heran sih, kemarin concern sama IP tapi pakai AI. Katanya mengangkat kedaerahan, itu loh banyak ilustrator daerah,” tulis akun @sks*** di media sosial X sambil menyebut akun X pribadi Bayu Skak, dikutip Jumat (13/12).
IKUTI QUIZ
Menjawab kritikan pedas ini, Bayu Skak pun memberikan pembelaannya. Lewat akun X pribadinya, @Moektito, Bayu Skak menjelaskan alasan rumah produksinya menggunakan AI untuk poster promosi awal kedua film barunya itu.
Ia mengungkap bahwa gambar yang digunakan untuk promosi itu bukanlah poster resmi, melainkan visual sementara yang dibuat mendadak karena ide peluncuran dua film tersebut muncul secara spontan beberapa jam sebelum pagelaran Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF).
“Ini bukan poster. Poster itu dirilis setelah ada photoshoot dan sudah menyewa orang untuk bikin poster. Ini saja pemainnya belum ada yang sepakat, bahkan belum kepikiran siapa pemainnya. Apa pun belum ada yang sepakat. Kru belum ada yang sepakat, cuma judul proyek yang sepakat,” tulis Bayu Skak.
Lebih lanjut, komedian itu juga menuturkan bahwa peluncuran di acara JAFF dilakukan untuk mengamankan judul dan konsep film sebelum didahului oleh pihak lain. Menurut Bayu Skak, kesempatan untuk memproduksi film berbahasa Madura terhitung langka dan harus segera direalisasikan.
Ia mengaku harus berpikir cepat selagi ada yang mau untuk membuat film yang sepenuhnya menggunakan bahasa Madura. Oleh karena itu, ia berdalih membuat kesepakatan terlebih dahulu agar proyek film tersebut bisa segera dijalankan.
Meski demikian, Bayu Skak mengakui kesalahannya ini dan berjanji akan lebih berhati-hati ke depannya. Ia pun menyebut akan menggunakan judul saja ke depannya saat mengumumkan perilisan film baru.
“Iya, betul. Ini juga akan saya koreksi dan semoga bisa jadi masukan buat saya dan tim saya, ya. Besok kalau ada launching lagi meskipun dikejar deadline, mending pakai judul saja, ya, yang modelnya cuma judul gitu, ya?” pungkas Bayu Skak
(Arundati Swastika/and)