Jakarta, Fireflycinema –
Daniel Craig yang terkenal luas lewat peran James Bond, baru-baru ini mengungkapkan pengalaman yang tak terlupakan soal salah satu film franchise 007.
Dilansir dari The Hollywood Reporter, Craig secara terbuka mengungkapkan bahwa Quantum of Solace (2008) adalah proyek yang ia anggap sebagai sebuah mimpi buruk.
Salah satu alasan utama di balik perasaan negatif Craig terhadap film tersebut adalah kondisi produksi yang kacau akibat mogok yang dilakukan oleh para penulis naskah di Amerika Serikat pada 2007-2008.
Ketika produksi film dimulai, naskah film belum sepenuhnya selesai ditulis oleh Paul Haggis, yang kemudian memutuskan untuk bergabung dengan aksi mogok tersebut.
IKUTI QUIZ
“Kami kehilangan penulis dan tiba-tiba kami harus melanjutkan tanpa naskah yang lengkap. Situasi itu sangat mengganggu, tapi kami terus maju meskipun tahu seharusnya kami menunggu,” ujar Craig.
Craig juga mengungkapkan bahwa ia terpaksa mengambil peran lebih besar dalam menulis naskah, meskipun ia mengaku tidak bangga dengan hal itu.
“Saya rasa itu bukan keputusan terbaik. Tapi saya tidak ingin mendapat kredit atasnya,” ungkapnya.
Meskipun film ini akhirnya berhasil mencetak keuntungan sebesar hampir $590 juta di box office, kritik terhadap kualitas film tersebut cukup tajam.
Di situs Rotten Tomatoes, film Quantum of Solace mencatatkan skor terendah kedua dari seluruh film James Bond yang dibintangi Craig. Film itu hanya mengumpulkan 64 persen dari kritikus, setelah Spectre yang sedikit lebih buruk dengan 63 persen. Meski begitu, Craig tidak sepenuhnya menyalahkan film ini.
“Ada banyak adegan laga luar biasa yang saya banggakan. Meski begitu, ceritanya terasa hampa, dan itu adalah pelajaran besar bagi saya tentang pentingnya memiliki naskah yang matang sebelum memulai produksi,” tambahnya.
Di sisi lain, Craig juga berbicara tentang tantangan lainnya yang ia hadapi selama memerankan James Bond, terutama terkait dengan karakter maskulin yang melekat pada sosok agen rahasia ini.
“Salah satu hal yang paling sulit bagi saya adalah bagaimana film ini membangun sosok pria yang tampak selalu tangguh. Padahal, kerentanan adalah sisi manusia yang menarik, dan itu adalah bagian yang sering dilupakan dalam genre ini,” kata Craig dalam wawancaranya dengan New Yorker.
Meskipun demikian, Craig mengakui bahwa peran sebagai Bond telah memberinya pengalaman yang tak terlupakan, dan ia pun merasa bangga bisa menjadi bagian dari warisan besar film ini.
Setelah No Time to Die (2021), yang menjadi film terakhirnya sebagai Bond, Craig merasa siap untuk melanjutkan perjalanan kariernya ke proyek-proyek baru yang lebih beragam.
(ikh/yoa)